Praktikum II (Siswa)
Menguji Zat Makanan
Tujuan :
1. Untuk menentukan zat indikator yang dibutuhkan oleh suatu zat makanan.
2. Untuk menentukan zat – zat yang terkandung dalam bahan makanan.
Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi 3 buah.
2. Rak tabung reaksi 1 buah.
3. Pipet tetes 3 buah.
4. Gelas kimia 5 buah.
5. Lampu spiritus 1 buah (menyala).
6. Mortar (lumpang dan alu).
7. Saringan/kain kassa.
8. Larutan Lugol.
9. Larutan Benedic (diganti dengan Fehling A dan Fehling B).
10. Larutan Biuret (diganti dengan Fehling A dan Fehling B).
11. Susu cair.
12. Pisang.
13. Timun.
14. Roti isi coklat.
15. Nasi.
16. Bayam.
17. Sawo.
Cara Kerja :
1. Jika masih ada, gunakan larutan campuran Fehling A dan Fehling B pada kegiatan praktikum sebelumnya (demo guru). Jika tidak ada, gunakan cara – cara yang ada pada langkah ke – 1 pada percobaan I (demo guru). Catat warnanya.
2. Tuangkan susu cair ke dalam gelas nimia dari wadahnya.
3. Tuangkan susu cair ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 cc (2 cm) masing – masing. Agar tidak mudah tumpah, gunakan/letakkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi. Catat warnanya.
4. Pada tabung reaksi pertama, campuurkan susu cair dengan 3 tetes lugol dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lanilla menggenggam badan tabung. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
5. Pada tabung reaksi kedua, campurkan susu cair dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Pegang bagian atas badan tabung reaksi dan bakar/panaskan di atas lampu spiritus. Guncangkan secara perlahan. Catat warnanya.
6. Pada tabung reaksi ketiga, campurkan susu cair dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
7. Pada pisang, Mentimun, roti isi coklat, nasi, dan bayam harus dilakukan proses ekstraksi. Proses ekstraksi dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut : (1 bahan hanya 1 hasil ekstraksi).
a) Pada pisang, sebaiknya pisahkan terlebih dahulu antara kulit dan buahnya. Pada roti isi coklat diambil bagian – bagian yang tidak terkena oleh coklatnya. Pada bayam hanya dibutuhkan daun bayamnya saja.
b) Jadikan bagian yang kecil – kecil (dengan cara memotongnya/mematahkannya) bahan yang akan diekstraksi. Masukkan ke dalam mortar.
c) Beri sedikit air dan giling hingga lembut.
d) Letakkan kassa/saringan di atas gelas kimia yang bersih. Letakkan pula hasil gilingan di atas kassa.
e) Satukan keempat ujung kassa dan peras hingga mengeluarkan air hasil ekstraksi suatu bahan makanan tersebut.
8. Buang semua hasil percobaan pada tabung reaksi. Cuci tabung reaksi dengan air mengalir hinggga bersih. Letakkan di rak tabung reaksi dengan keadaan bibir tabung di bawah.
9. Tuangkan cairan hasil ekstraksi pertama ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 cc (2 cm) masing – masing. Agar tidak mudah tumpah, letakkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi. Catat warnanya.
10. Pada tabung reaksi pertama, campurkan hasil ekstraksi pertama dengan 3 tetes lugol dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lainnya menggenggam badan tabung. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
11. Pada tabung reaksi kedua, campurkan hasil ekstraksi pertama dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Pegang bagian atas badan tabung reaksi dan bakar/panaskan di atas spiritus. Guncangkan secara perlahan. Catat warnanya.
12. Pada tabung reaksi ketiga, campurkan hasil ekstraksi pertama dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lainnya menggenggam badan tabung. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
13. Buang semua hasil percobaan pada tabung reaksi dan hasil ekstraksi pertama pada gelas kimia. Cuci tabung reaksi dan gelas kimia dengan air mengalir hingga bersih. Letakkan tabung reaksi di rak tabung reaksi dengan keadaan bibir tabung di bawah. Gelas kimia juga diletakkan dengan posisi bibir gelas di bawah. Mortar juga dicuci.
14. Lakukan cara kerja no. 9 sampai no. 13 pada hasil ekstraksi bahan makanan lainnya.
· Karena keterbatasan alat, untuk 1 bahan makanan harus diproses dengan cara kerja no. 7 sampai no. 13 secara berurutan. Alat baru dapat digunakan untuk memproses barang yang akan diekstraksi selanjutnya. Salah satu contohnya adalah gelas kimia baru bisa digunakan jika hasil ekstraksi sudah dipindahkan ke dalam 3 buah tabung reaksi dan sudah dicuci bersih.
Hasil Pengamatan :
Nama Bahan Makanan | Zat Indikator | ||
Lugol | Benedic | Biuret | |
Susu | Kuning | Merah bata/orange | Ungu muda |
Pisang | Coklat muda | Merah bata/orange | Hijau tua |
Timun | Hijau | Merah bata/orange | Hijau tua |
Roti isi coklat | Biru tua | Merah bata/orange | Coklat |
Nasi | Biru tua | Biru tua | Biru |
Bayam | Coklat | Hijau tua | Hijau tua |
Sawo | Coklat | Merah bata/orange | Hijau |
Warna :
a. Susu => putih.
b. Pisang => kuning.
c. Timun => hijau muda.
d. Roti isi coklat => coklat muda.
e. Nasi => putih.
f. Bayam => hijau.
g. Lugol => coklat tua.
h. Fehling A => biru.
i. Fehling B => bening.
j. Fehling A + Fehling B => biru tua.
ü Lugol adalah zat indikator untuk menguji karbohidrat.
ü Benedic adalah zat indikator untuk menguji glukosa.
ü Biuret adalah zat indikator untuk menguji protein.
ü Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi adalah roti isi coklat dan nasi, sedangkan makanan yang mengandung karbohidrat rendah adalah pisang.
ü Makanan yang mengandung glukosa adalah susu, pisang, timun, dan roti isi coklat.
ü Makanan yang mengandung protein adalah susu.
ü Bayam tidak mengandung karbohidrat, glukosa, dan protein, tapi mengandung vitamin dan mineral.
Kesimpulan :
Tidak semua makanan memiliki zat makanan yang lengkap.
Aplikasi dalam Kehidupan Sehari – Hari :
§ Bagi wanita yang ingin melakukan program diet dapat mengurangi makanan – makanan yang mengandung kadar glukosa tinggi.
§ Bagi penderita diabetes dapat menghindari makanan – makanan yang mengandung kadar glukosa tinggi.
Tambahan :
Kenapa nasi yang mengandung zat glukosa tidak dapat merubah warna benedic menjadi merah bata/orange?
Karena glukosa pada nasi masih bersifat polisakarida. Selain itu, pada praktikum ini juga hanya melakukan penghancuran bahan makanan secara mekanik (dihancurkan dengan mortar). Nasi akan berubah menjadi manis apabila sudah bersifat monosakarida. Nasi baru bisa berubah jadi monosakarida apabila pada proses penghancurannya menggunakan cara kimiawi. Contohnya di mulut, gigi mengunyah nasi (penghancuran secara mekanik) dan bercampur dengan air liur (penghancuran secara kimiawi). Di dalam air liur terkandung enzim amilase.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar