Diriku

Diriku

Kamis, 13 Januari 2011

Praktikum biologi 2 semester 2


Praktikum II (Siswa)
Menguji Zat Makanan

Tujuan :
1.      Untuk menentukan zat indikator yang dibutuhkan oleh suatu zat makanan.
2.      Untuk menentukan zat – zat yang terkandung dalam bahan makanan.

Alat dan Bahan :
1.      Tabung reaksi 3 buah.
2.      Rak tabung reaksi 1 buah.
3.      Pipet tetes 3 buah.
4.      Gelas kimia 5 buah.
5.      Lampu spiritus 1 buah (menyala).
6.      Mortar (lumpang dan alu).
7.      Saringan/kain kassa.
8.      Larutan Lugol.
9.      Larutan Benedic (diganti dengan Fehling A dan Fehling B).
10.  Larutan Biuret (diganti dengan Fehling A dan Fehling B).
11.  Susu cair.
12.  Pisang.
13.  Timun.
14.  Roti isi coklat.
15.  Nasi.
16.  Bayam.
17.  Sawo.

Cara Kerja :
1.      Jika masih ada, gunakan larutan campuran Fehling A dan Fehling B pada kegiatan praktikum sebelumnya (demo guru). Jika tidak ada, gunakan cara – cara yang ada pada langkah ke – 1 pada percobaan I (demo guru). Catat warnanya.
2.      Tuangkan susu cair ke dalam gelas nimia dari wadahnya.
3.      Tuangkan susu cair ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 cc (2 cm) masing – masing. Agar tidak mudah tumpah, gunakan/letakkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi. Catat warnanya.
4.      Pada tabung reaksi pertama, campuurkan susu cair dengan 3 tetes lugol dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lanilla menggenggam badan tabung. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
5.      Pada tabung reaksi kedua, campurkan susu cair dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Pegang bagian atas badan tabung reaksi dan bakar/panaskan di atas lampu spiritus. Guncangkan secara perlahan. Catat warnanya.
6.      Pada tabung reaksi ketiga, campurkan susu cair dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
7.      Pada pisang, Mentimun, roti isi coklat, nasi, dan bayam harus dilakukan proses ekstraksi. Proses ekstraksi dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut : (1 bahan hanya 1 hasil ekstraksi).
a)      Pada pisang, sebaiknya pisahkan terlebih dahulu antara kulit dan buahnya. Pada roti isi coklat diambil bagian – bagian yang tidak terkena oleh coklatnya. Pada bayam hanya dibutuhkan daun bayamnya saja.
b)      Jadikan bagian yang kecil – kecil (dengan cara memotongnya/mematahkannya) bahan yang akan diekstraksi. Masukkan ke dalam mortar.
c)      Beri sedikit air dan giling hingga lembut.
d)     Letakkan kassa/saringan di atas gelas kimia yang bersih. Letakkan pula hasil gilingan di atas kassa.
e)      Satukan keempat ujung kassa dan peras hingga mengeluarkan air hasil ekstraksi suatu bahan makanan tersebut.
8.      Buang semua hasil percobaan pada tabung reaksi. Cuci tabung reaksi dengan air mengalir hinggga bersih. Letakkan di rak tabung reaksi dengan keadaan bibir tabung di bawah.
9.      Tuangkan cairan hasil ekstraksi pertama ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 cc (2 cm) masing – masing. Agar tidak mudah tumpah, letakkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi. Catat warnanya.
10.  Pada tabung reaksi pertama, campurkan hasil ekstraksi pertama dengan 3 tetes lugol dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lainnya menggenggam badan tabung. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
11.  Pada tabung reaksi kedua, campurkan hasil ekstraksi pertama dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Pegang bagian atas badan tabung reaksi dan bakar/panaskan di atas spiritus. Guncangkan secara perlahan. Catat warnanya.
12.  Pada tabung reaksi ketiga, campurkan hasil ekstraksi pertama dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan bantuan pipet tetes. Tutup bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lainnya menggenggam badan tabung. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
13.  Buang semua hasil percobaan pada tabung reaksi dan hasil ekstraksi pertama pada gelas kimia. Cuci tabung reaksi dan gelas kimia dengan air mengalir hingga bersih. Letakkan tabung reaksi di rak tabung reaksi dengan keadaan bibir tabung di bawah. Gelas kimia juga diletakkan dengan posisi bibir gelas di bawah. Mortar juga dicuci.
14.  Lakukan cara kerja no. 9 sampai no. 13 pada hasil ekstraksi bahan makanan lainnya.
·         Karena keterbatasan alat, untuk 1 bahan makanan harus diproses dengan cara kerja no. 7 sampai no. 13 secara berurutan. Alat baru dapat digunakan untuk memproses barang yang akan diekstraksi selanjutnya. Salah satu contohnya adalah gelas kimia baru bisa digunakan jika hasil ekstraksi sudah dipindahkan ke dalam 3 buah tabung reaksi dan sudah dicuci bersih.




Hasil Pengamatan :
Nama Bahan Makanan
Zat Indikator
Lugol
Benedic
Biuret
Susu
Kuning
Merah bata/orange
Ungu muda
Pisang
Coklat muda
Merah bata/orange
Hijau tua
Timun
Hijau
Merah bata/orange
Hijau tua
Roti isi coklat
Biru tua
Merah bata/orange
Coklat
Nasi
Biru tua
Biru tua
Biru
Bayam
Coklat
Hijau tua
Hijau tua
Sawo
Coklat
Merah bata/orange
Hijau

Warna :
a.       Susu                                  => putih.
b.      Pisang                                => kuning.
c.       Timun                                => hijau muda.
d.      Roti isi coklat                    => coklat muda.
e.       Nasi                                   => putih.
f.       Bayam                               => hijau.
g.      Lugol                                 => coklat tua.
h.      Fehling A                          => biru.
i.        Fehling B                          => bening.
j.        Fehling A + Fehling B      => biru tua.

ü      Lugol adalah zat indikator untuk menguji karbohidrat.
ü      Benedic adalah zat indikator untuk menguji glukosa.
ü      Biuret adalah zat indikator untuk menguji protein.
ü      Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi adalah roti isi coklat dan nasi, sedangkan makanan yang mengandung karbohidrat rendah adalah pisang.
ü      Makanan yang mengandung glukosa adalah susu, pisang, timun, dan roti isi coklat.
ü      Makanan yang mengandung protein adalah susu.
ü      Bayam tidak mengandung karbohidrat, glukosa, dan protein, tapi mengandung vitamin dan mineral.

Kesimpulan :
Tidak semua makanan memiliki zat makanan yang lengkap.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari – Hari :
§         Bagi wanita yang ingin melakukan program diet dapat mengurangi makanan – makanan yang mengandung kadar glukosa tinggi.
§         Bagi penderita diabetes dapat menghindari makanan – makanan yang mengandung kadar glukosa tinggi.

Tambahan :
Kenapa nasi yang mengandung zat glukosa tidak dapat merubah warna benedic menjadi merah bata/orange?
Karena glukosa pada nasi masih bersifat polisakarida. Selain itu, pada praktikum ini juga hanya melakukan penghancuran bahan makanan secara mekanik (dihancurkan dengan mortar). Nasi akan berubah menjadi manis apabila sudah bersifat monosakarida. Nasi baru bisa berubah jadi monosakarida apabila pada proses penghancurannya menggunakan cara kimiawi. Contohnya di mulut, gigi mengunyah nasi (penghancuran secara mekanik) dan bercampur dengan air liur (penghancuran secara kimiawi). Di dalam air liur terkandung enzim amilase.

Selasa, 11 Januari 2011

APAKAH ADA SEKOLAH INKLUSI??


Ada seorang ibu memiliki anak yang termasuk hiperaktif. Hal ini merupakan penghalang bagi buah hatinya untuk masuk di sekolah umum. Apalagi teman – teman dari ibu itu menyarankan agar anaknya disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Mengingat biaya yang dikeluarkannya tidak sedikit untuk menyekolahkan anaknya di sekolah khusus tersebut, ibu itu tidak menyekolahkan anaknya. Karena keterbatasan ekonomi juga, dia harus berjuang mengajar dan mendidik anaknya dengan kemampuan yang dimilikinya.
Cerita di atas merupakan salah satu dari peristiwa terbatasnya kebijakan pemerintah dalam menghadapi masalah pendidikan. Namun, pada dasarnya pemerintah telah mendirikan program ’sekolah inklusi’. Program ini diharapkan dapat membantu orang – orang yang memiliki bawaan lahir seperti keterbelakangan mental, penyandang cacat, dan beberapa hal lain yang berbeda dengan orang normal yang memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas. Yang masih menjadi masalah di sini adalah tidak banyak orang yang tahu dengan program pemerintah. Salah satu penyebabnya adalah program ini belum dapat mendominasi sekolah – sekolah, sehingga pelaksanaannya masih jauh dari cita – cita dinas pendidikan setempat.
Sebelum membahas lebih dalam tentang sekolah inklusi, sebaiknya kita mengetahui tentang definisi dari sekolah inkusi itu sendiri. Sekolah inklusi adalah suatu sekolah yang memiliki kurikulum, sarana, dan prasarana yang sama sesuai dengan tingkatannya, namun sekolah ini menerima siswa – siswa yang mengalami keterbelakangan mental, cacat fisik, hiperaktif, dan beberapa hal lain yang berbeda dengan orang normal. Bagi orang awam, Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah salah satu solusi untuk orang – orang yang disebutkan tadi untuk menimba ilmu. Mereka berpendapat orang – orang tersebut tidak bisa berbaur dengan lingkungan biasa, karena harus mendapatkan perhatian khusus dari orang – orang yang dikhususkan dalam menghadapi orang – orang yang dikatakan tidak normal.
Sekolah inklusi memiliki misi – misi tertentu dalam menyelenggarakan cita – cita bangsa, yaitu sebagai berikut :
1.      Melakukan keterbukaan pada siapa saja.
Pada sekolah inklusi, hal ini dapat dijelaskan bahwa keterbukaan yang dimaksud adalah memberikan peluang yang besar bagi semua orang (calon siswa) untuk belajar di sekolah inklusi. Hal ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah untuk mengurangi angka kebodohan yang kemiskinan yang menjadi masalah saat ini.
2.      Menghilangkan secara perlahan – lahan praktek diskriminasi yang masih ada di lingkungan masyarakat.
Di sekolah inklusi, keterbukaan pada penerimaan siswa di sekolah tersebut dapat menghapuskan perbedaan – perbedaan seperti kondisi fisik, intelektual, emosional, sosial maupun kondisi lainnya. Hal ini mengajarkan siswa (dan warga sekolah) untuk menghargai perbedaan – perbedaan yang dimiliki oleh orang.
3.      Memberikan pendidikan yang setara dengan kemampuan dan tingkatan siswa pada umumnya. Hal ini dilakukan karena kurikulum, sarana dan prasarana yang mendukungnya tidak jauh berbeda dengan sekolah – sekolah pada umumnya.
4.      Landasan Yuridis Negara mempengaruhi terbentuknya program sekolah inklusi.
Beberapa Undang – Undang yang meliputinya adalah Undang – Undang Dasar 1945 (amandemen) pasal 31 ayat (1) dan (2), UU No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, 5, dan 32, dan UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 48 dan pasal 49.
Sekolah inklusi bukanlah sekolah yang dibangun khusus, namun sekolah inklusi adalah sekolah umum yang diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk menampung calon siswa dalam kondisi apapun. Untuk menjadikan suatu sekolah menjadi sekolah inklusi, ada beberapa syarat yang diajukan agar mendapatkan predikat ini. Hal ini sama seperti sekolah – sekolah umum saat memperoleh predikat SSN, Sekolah RSBI, Sekolah SBI, dan Sekolah SI. Hanya saja prosedur yang digunakan untuk menyandang predikat sekolah inklusi berbeda dengan cara menyandang predikat lainnya.
Secara teknis, kurikulum yang ada di sekolah tersebut dirancang sedemikian rupa agar semua siswa dalam kondisi apapun dapat menerima pelajaran yang disampaikan dengan mudah. Ada beberapa sekolah inklusi yang memiliki kurikulum yang diberikan dari dinas pendidikan, ada ada juga sekolah inklusi yang dapat merancang sendiri tanpa mengubah hasil akhir dari kurikulum tersebut. Contohnya siswa yang bersekolah di sekolah umum dan sekolah inklusi dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) tanpa adanya kendala.
Pada sekolah inklusi tertentu, semua guru – gurunya diberikan penataran khusus secara intelektual dan rohani oleh beberapa pihak. Penataran ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru untuk menghadapi siswa dalam kondisi apapun. Guru – guru tersebut diberikan penataran secara intelektual dan spiritual agar mereka dapat dengan mudah melakukan proses pengiriman ilmu pengetahuan kepada semua siswa yang diajarnya.
Di kota Pekanbaru sendiri, beberapa sekolah sudah mendapatkan predikat sekolah inklusi. Beberapa sekolah yang sudah terdengar di telinga masyarakat sebagai sekolah inklusi adalah SDN 001 Sail, SMP Negeri 5, dan SMA Negeri 11. Beberapa sekolah lainnya dengan tingkatan yang berbeda juga sudah mendapat predikat yang sama. Hanya saja pada pelaksanaannya tidak seefisien yang diinginkan oleh dinas pendidikan. Kurikulum di sekolah inklusi tertentu di kota Bertuah ini masih belum stabil akibat masih kurangnya perhatian dan dukungan masyarakat terhadap sekolah inklusi. Salah satu contohnya adalah seorang guru yang mengajar bidang studi olahraga tidak bisa memberikan nilai kepada anak yang tidak bisa melakukan kegiatan olahraga sama sekali. Sebaiknya, guru memberikan cara – cara alternatif yang dianggap legal agar nilai bidang studi olahraga anak tersebut tidak hanya bergantung pada prakteknya saja.
Jadi, sekolah inlusi dapat membantu mereka yang memiliki fisik tidak normal jika dilihat dari satu sisi. Hanya saja, peran masyarakat dan pemerintah daerah belum sepenuhnya mendukung keberadaan dari sekolah inklusi ini sendiri.

Jumat, 07 Januari 2011

Praktikum biologi 1 semester 2


Praktikum I (Demo Guru)
Menguji Zat Makanan

Tujuan :
1)      Untuk menentukan tiga warna baru dari hasil percampuran zat makanan dan zat indikator yang tidak dapat mempertahankan warna zat makanan dan zat indikator.
2)      Untuk menentukan zat indikator yang dibutuhkan oleh zat makanan.

Alat dan Bahan (percobaan I):
1)      Tabung reaksi 3 buah.
2)      Rak tabung reaksi 1 buah.
3)      Pipet tetes 3 buah.
4)      Gelas kimia 5 buah.
5)      Lampu spiritus 1 buah (menyala).
6)      Larutan Lugol.
7)      Larutan Benedic (dapat diganti dengan Fehling A dan Fehling B).
8)      Larutan Biuret (dapat diganti dengan Fehling A dan Fehling B).
9)      Larutan tepung.
10)  Larutan glukosa.
11)  Putih telur (mentah).

Cara Kerja :
1)      Karena tidak menggunakan Benedic dan Biuret, sebaiknya buatlah campuran dari larutan Fehling A dan Fehling B. Caranya adalah sebagai berikut :
a)      Tuangkan terlebih dahulu Fehling A ke dalam gelas kimia. Catat warnanya.
b)      Tuangkan Fehling B ke dalam gelas kimia yang berbeda. Catat warnanya.
c)      Campurkan Fehling A dan Fehling B ke dalam gelas kimia yang kosong dengan perbandingan 3:5. Catat warnanya setelah tercampur rata.
d)     Cairan Fehling A atau Fehling B yang bersisa dapat dikembalikan lagi ke wadahnya semula.
e)      Cuci gelas kimia bekas larutan Fehling A dan Fehling B dengan air mengalir sampai bersih.
f)       Letakkan dengan keadaan bibir gelas dibawah agar air dapat keluar dan bagian dalam gelas cepat kering.
2)      Pecahkan telur dan ambil bagian putih telurnya. Letakkan putih telur di dalam gelas kimia. Catat warnanya.
3)      Masukkan pula Lugol, larutan tepung, dan larutan glukosa ke dalam gelas kimia yang berbeda. Catat warnanya pada masing – masing larutan.
4)      Masukkan larutan tepung ke dalam masing – masing tabung reaksi sebanyak 2 cc (2 cm). Agar lebih mudah, gunakan rak tabung reaksi agar isi di dalam tabung reaksi tidak mudah tumpah.
5)      Pada tabung reaksi pertama, campurkan larutan tepung dengan 3 tetes lugol menggunakan pipet tetes. Tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
6)      Pada tabung reaksi kedua, campurkan larutan tepung dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan menggunakan pipet tetes. Tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
7)      Pada tabung reaksi ketiga, diperlakukan seperti langkah ke – 6. Catat warnanya.
8)      Buang hasil percobaan yang ada di dalam semua tabung reaksi. Cuci tabung reaksi dengan air mengalir sampai bersih. Letakkan di rak tabung reaksi dengan keadaan bibir tabung di bawah.
9)      Masukkan larutan glukosa ke dalam masing – masing tabung reaksi sebanyak 2 cc (2 cm). Agar lebih mudah, gunakan rak tabung reaksi agar isi di dalam tabung reaksi tidak mudah tumpah.
10)  Pada tabung reaksi pertama, campurkan larutan glukosa dengan 3 tetes lugol menggunakan pipet tetes. Tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
11)  Pada tabung reaksi kedua, campurkan larutan glukosa dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan menggunakan pipet tetes. Pegang bagian atas badan tabung reaksi dan bakar/panaskan di atas lampu spiritus. Guncangkan secara perlahan. Catat warnanya.
12)  Pada tabung reaksi ketiga, campurkan larutan glukosa dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan menggunakan pipet tetes. Tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
13)  Buang hasil percobaan yang ada di dalam semua tabung reaksi. Cuci tabung reaksi dengan air mengalir sampai bersih. Letakkan di rak tabung reaksi dengan keadaan bibir tabung di bawah.
14)  Masukkan putih telur ke dalam masing – masing tabung reaksi sebanyak 2 cc (2 cm). Agar lebih mudah, gunakan rak tabung reaksi agar isi di dalam tabung reaksi tidak mudah tumpah.
15)  Pada tabung reaksi pertama, campurkan putih telur dengan 3 tetes lugol menggunakan pipet tetes. Tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
16)  Pada tabung reaksi kedua, campurkan putih telur dengan 3 tetes larutan campuran Fehling A dan Fehling B dengan menggunakan pipet tetes. Tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Catat warnanya.
17)  Pada tabung reaksi ketiga, diperlakukan seperti langkah ke – 6. Catat warnanya.
18)  Buang semua hasil percobaan yang ada di tabung reaksi dan larutan tepung, larutan glukosa, serta putih telur yang ada di gelas kimia. Cuci tabung reaksi dan gelas kimia dengan air mengalir hingga bersih. Letakkan tabung reaksi di rak tabung reaksi dalam keadaan bibir tabung di bawah. Begitu pula dengan gelas kimia, yaitu meletakkan dengan posisi bibir gelas berada di bawah.
·         Larutan campuran Fehling A dan Fehling B yang bersisa dapat digunakan pada percobaan selanjutnya.
·         Larutan Lugol yang bersisa dapat disimpan kembali ke dalam wadahnya semula.

Alat dan Bahan (percobaan II):
1)      Tabung reaksi 1 buah.
2)      Gelas kimia 2 buah (jika dibutuhkan).
3)      Minyak goreng.
4)      Alkohol 70%.

Cara Kerja :
1)      Tuangkan minyak goreng ke dalam tabung reaksi. Jika kesulitan, tuangkan minyak goreng ke dalam gelas kimia. Setelah itu barulah menuang minyak goreng di dalam gelas kimia ke dalam tabung reaksi.
2)      Tuangkan Alkohol 70% ke dalam tabung reaksi yang sama. Jika kesulitan, tuangkan Alkohol 70%  ke dalam gelas kimia. Setelah itu barulah menuang Alkohol 70% di dalam gelas kimia ke dalam tabung reaksi. Gunakan perbandingan antara minyak goreng dengan Alkohol 70% di dalam tabung reaksi adalah 1:1.
3)      Tutup pada bagian mulut tabung reaksi dengan ibu jari, dan jari lainnya menggenggam badan tabung reaksi. Kocok secara diagonal. Amati perubahan yang terjadi.
4)      Buang hasil percobaan yang ada di dalam tabung reaksi. Cuci tabung reaksi dengan air mengalir sampai bersih. Letakkan di rak tabung reaksi dengan keadaan bibir tabung di bawah.
·         Minyak goreng dan Alkohol 70% yang bersisa dapat disimpan kembali ke dalam wadahnya semula.

Hasil Pengamatan :
Percobaan I :
a.       Warna Fehling A               : Biru.
Warna Fehling B               : Bening.
Fehling A + Fehling B      : Biru tua.
Larutan tepung                  : Putih.
Larutan glukosa                : Bening.
Lugol                                 : Coklat tua.
Putih telur                         : Kuning bening.
b.      Warna zat makanan + zat indikator.
Zat Makanan
Zat Indikator
Lugol
Benedic
Biuret
Larutan tepung
Biru tua
Biru muda
Biru muda
Larutan glukosa
Coklat
Merah bata/orange
Biru muda
Putih telur
Coklat
Biru
Ungu

Percobaan II :
a.       Tidak berubah warna.
b.      Menghasilkan gelembung – gelembung di dalam larutan.

Kesimpulan :
Percobaan I :
Larutan tepung indikatornya adalah Lugol.
Larutan glukosa indikatornya adalah Benedic.
Putih telur indikatornya adalah Biuret.

Percobaan II :
Gelembung – gelembung pada larutan campuran minyak goreng dan Alkohol 70% menandakan bahwa banyaknya lemak pada minyak goreng tersebut.